Ganti Nama Brand (Renaming): Honda Jazz bernama Honda Fitta
Sebuah nama produk dibuat untuk menggambarkan posisi sekaligus diferensiasi terhadap produk pesaing. Nama produk yang baik selalu mempertimbangkan unsur budaya. Seperti kasus penggantian nama Honda Fitta menjadi Honda Jazz. Mengapa terjadi penggantian nama?
Terkait kasus penggantian nama Honda Fitta menjadi Honda Jazz, berikut beberapa hal terkait budaya yang harus kita pertimbangkan ketika membuat atau menentukan nama usaha:Setelah diteliti, ternyata kata Fitta di dalam bahasa Swedia berarti alat kelamin perempuan. Nah lo. Ini menunjukkan betapa pentingnya mempelajari budaya terkait nama yang akan kita buat, baik itu nama untuk usaha, produk, atau jasa kita. Alih-alih membangun kekuatan nama (baca: merek), kekeliruan dalam mempertimbangkan nama secara budaya berdampak sangat buruk. Alhasil, biaya pembangunan merek yang telah dikeluarkan menjadi sia-sia.
- bahasa – kita ketahui bahwa bahasa merupakan produk suatu budaya. Sebagai alat komunikasi utama, bahasa berfungsi menyampaikan arti atau maksud. Jika suatu kata tidak memiliki arti yang sesuai, maka komunikasi menjadi terhambat. Singkatnya, dalam hal penamaan, arti suatu kata haruslah dipertimbangkan.
- sistem nilai yang berlaku. Ketika kita membuat nama, kita juga harus memperhatikan sistem nilai yang berlaku. Bisa saja suatu kata berarti baik di suatu budaya tertentu, namun bisa juga berarti buruk di budaya lainnya. Selain contoh Honda Jazz tersebut di atas, tentu kita masih ingat tentang nama B O K E R yang di dalam sistem nilai yang berlaku di masyarakat Indonesia, berarti buang hajat.
- jumlah huruf. Di dalam budaya China (Tionghoa), jumlah huruf memiliki peranan sangat penting. Nah, ini pun haruslah kita pertimbangkan. Misalnya, masyarakat Tionghoa dapat menerima jumlah huruf sebanyak 16, 17, 19, 20, 22, 23, 25.
- Kandungan keberuntungan – ji-li-ha.
Kasus Renaming Lainnya
Selain kasus penggantian nama Honda Fitta menjadi Honda Jazz, berikut adalah beberapa kasus penggantian nama usaha yang bermula dari halangan budaya (cultural barrier):
- Chevrolet Nova: kata “no va” di dalam bahasa Spanyol berarti “ogah pergi”
- Puffs tissues: Di dalam bahasa Jerman, “puffs” merupakan istilah untuk “rumah bordir”
- Coca Cola, di dalam terjemahan bahasa Mandarin bisa berarti “bite the wax tadpole”, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “ke kou ke le”, yang secara bebas dapat diartikan “keriangan di dalam mulut”
- Colgate mengeluarkan produk pasta gigi di Perancis dengan nama Cue, yang merupakan nama majalah porno yang paling terkenal di negara itu
- Clairol mengeluarkan produk alat pengeriting rambut di Jerman dengan nama “Mist Stick”, yang sayangnya kata “mist” di dalam bahasa Jerman slang berarti “pupuk”.
Jika nama kita sudah berdiri dan terhambat budaya, apa yang harus kita lakukan? Cara yang paling efisien dan mudah adalah dengan mengeluarkan nama produk baru sesuai dengan budaya – suatu sistem nilai yang berlaku di masyarakat tersebut.
Penutup
Jika kita berencana untuk membawa produk/usaha/jasa kita mendunia, pastikan kita selalu memperhatikan budaya yang berlaku.